Senin, 18 Februari 2019

JANGAN LAMA-LAMA DI AIR


Syafar, lahir di Cijulang 25 tahun yang lalu dengan kehidupan yang sangat sederhana terkadang cuma makan nasi dengan garam, atau malah berpuasa biar tidak terasa lapar katanya. Syafar kecil tinggal dengan kakeknya di kampung. Sedari kecil tangan mungilnya sudah harus bisa mencuci, memasak, kasih makan sapi, menanam padi, dan berjualan. Tidak pernah mengeluh ataupun mengadu dengan keadaan, semua dilakukan dengan niat tidak ingin merepotkan dan ingin lebih mandiri. Tinggal di kampung memang serba susah tapi bahagia masih bisa didapat. Tak ayal kebahagiaan yang didapatkan malah seperti anak laki-laki, tak jarang Syafar berkelahi dengan anak laki-laki karena berebutan mainan atau tidak sengaja saling dorong. Kalau kata Nenek Inah dan Kakek Enur, nama kakek dan nenek Syafar "namanya juga anak-anak" sambil tersenyum dan tak pernah marah dengan Syafar.
Sore hari pukul empat Syafar pergi ke sungai, hobi Syafar ketika ingin "bersemedi", katanya sungai mengingatkan dia tentang ketenangan karena suara air yang beragam. Dalam benaknya Syafar selalu bilang kalau ia ingin bisa jadi pelaut. Karena seorang pelaut adalah seorang yang super dan bisa mengitari lautan. Hal itu sering diceritakan kepada Nek Inah, tapi Nek Inah cuma tersenyum karena tau kalau Syafar hanyalah anak kecil polos, melihat hal itu kemungkinan besar tidak bisa terjadi. Syafar anak keras kepala, setiap hari turun ke sungai duduk di antara batu sambil memejamkan mata, tujuannya agar terbiasa dengan air sehingga tidak kaget bila nanti jadi seorang pelaut. Tentu saja hal itu tidak diketahui Nek Inah dan Kakek Enur, karena setiap sore merupakan jam rehat dari kakek dan nenek. Sambil memejamkan mata, Syafar terbawa oleh imajinasi seorang anak kecil, ia benar-benar menjadi seorang pelaut yang super dan bisa mengitari lautan. Perjalanan mengitari lautan tersebut membawanya ke suatu tempat di tengah laut yang ia sendiri tidak pernah tau tempat apa itu. Sampai akhirnya ia terdiam sangat lama d tempat itu membuatnya takut karena banyak suara-suara di dalam air yang tak ladzim hingga ia berteriak untuk meminta tolong sekuat tenaga karena pada saat itu juga pesawat terjatuh tepat di samping kapalnya seolah tersedot magnet. Tak disangka teriakan itu mengundang para warga sekitar menuju sungai, dan setelah itu Syafar sakit karena shock dan terlalu lama di dalam air. THE END. HAHAHA

0 komentar:

Posting Komentar