Sabtu, 23 Februari 2019

PERIHAL MENUNGGU SESUNGGUHNYA

"Tidak selega ini" gumamku di perjalanan menuju bandara. Seperti biasa jalanan di kota besar itu tetap ramai tapi lancar. Sepanjang perjalanan lampu hijau seolah berpihak padaku untuk segera melepaskan penat yang menekanku di kota ini, untuk kali ini.
"Tidak selega ini" gumamku lagi menuju ruang tunggu. Seperti biasa suasana di dalam bandara menaruh haru biru atau riang gembira, bagi siapa saja yang mengerti maksudku.
Sejenak duduk melepas lelah di bangku pilihanku yang tepat menghadap tempat parkir pesawat. "Hmm jadi begini ya simulasi atau perumpaan nunggu jemputan" dalam hatiku bicara, jika kau mengerti maksudku. "Tinggal nunggu dipanggil dan akan pergi tergantung jadwal, menyiapkan segala macam bentuk bawaan, bekal, bahkan oleh-oleh" dalam hatiku bicara lagi, jika kau mengerti maksudku.
"Bedanya, kalau di sini bisa main hp. Kalau di sana, entah" tak kuat rasanya memikirkan hal itu. Masih kurang rasanya diri ini. "Astaghfirullahaladzim" menarik napas setelah melafazkan istighfar.

Salam,
Marta😁

Selasa, 19 Februari 2019

#MartaMenulis Hidup di Dalam Bongkahan Kayu Bakar

"Sudah tertutup permainan yang membangkang
Terlalu riuh tak baik tuk di katakan
Jangan merasa dirimu yang terhebat
Bila masih saja gores luka disudut jiwanya

Jangan lagi melakukan permainan yang lara
Melukai jiwa-jiwa yang berarti
Baringkanlah tubuhmu dari racun hati membiru
Teduhkanlah diri dengan basuhan suci"

Jadi tulisan ini terinpirasi dari seseorang yang memilih untuk selalu menyakiti orang yang tulus dalam hal apapun padanya, baik itu percintaan, pertemanan, kehidupan dll. Versi dia, menyakiti adalah hal yang candu dan senang untuk dia lakukan. Dengan menyakiti dia mendapat kepuasan batiniah, dengan menyakiti dia merasa tidak perlu susah-susah berilmu, dan dengan menyakiti dia menjadi orang yang bisa bahagia dan kalut secara bersamaan.
Bisa dikatakan psikopat, atau penyakit kejiwaan lainnya. Dia tidak terlihat seperti orang yang kriminal dari luar. Hal itu yang menyebabkan dirinya tidak dicurigai oleh orang-orang sekitar tentang "hobi" nya.
Mengapa dia bisa seperti itu tidak ingin saya jabarkan, saya kembalikan kepada pembaca agar lebih banyak terkaan daripada kepastian, karena ingin membiarkan kreativitas tetap ada dalam jiwa-jiwa manusia sehingga lebih jeli untuk menelaah dan menganalisa dan pada akhirnya tidak akan menjadi jiwa-jiwa sumbu kompor dalam melihat suatu peristiwa ( baik fiksi maupun non fiksi ).
Diakhir tulisan, penulis menyuruh sosok dia untuk berbaring dari racun hati membiru, teduhkanlah diri dengan basuhan suci, itu dimaksud untuk segera bertaubat pada Sang Pemberi Hidup dari hal-hal yang mengerikan itu.

Salam,
Marta🙂

Senin, 18 Februari 2019

JANGAN LAMA-LAMA DI AIR


Syafar, lahir di Cijulang 25 tahun yang lalu dengan kehidupan yang sangat sederhana terkadang cuma makan nasi dengan garam, atau malah berpuasa biar tidak terasa lapar katanya. Syafar kecil tinggal dengan kakeknya di kampung. Sedari kecil tangan mungilnya sudah harus bisa mencuci, memasak, kasih makan sapi, menanam padi, dan berjualan. Tidak pernah mengeluh ataupun mengadu dengan keadaan, semua dilakukan dengan niat tidak ingin merepotkan dan ingin lebih mandiri. Tinggal di kampung memang serba susah tapi bahagia masih bisa didapat. Tak ayal kebahagiaan yang didapatkan malah seperti anak laki-laki, tak jarang Syafar berkelahi dengan anak laki-laki karena berebutan mainan atau tidak sengaja saling dorong. Kalau kata Nenek Inah dan Kakek Enur, nama kakek dan nenek Syafar "namanya juga anak-anak" sambil tersenyum dan tak pernah marah dengan Syafar.
Sore hari pukul empat Syafar pergi ke sungai, hobi Syafar ketika ingin "bersemedi", katanya sungai mengingatkan dia tentang ketenangan karena suara air yang beragam. Dalam benaknya Syafar selalu bilang kalau ia ingin bisa jadi pelaut. Karena seorang pelaut adalah seorang yang super dan bisa mengitari lautan. Hal itu sering diceritakan kepada Nek Inah, tapi Nek Inah cuma tersenyum karena tau kalau Syafar hanyalah anak kecil polos, melihat hal itu kemungkinan besar tidak bisa terjadi. Syafar anak keras kepala, setiap hari turun ke sungai duduk di antara batu sambil memejamkan mata, tujuannya agar terbiasa dengan air sehingga tidak kaget bila nanti jadi seorang pelaut. Tentu saja hal itu tidak diketahui Nek Inah dan Kakek Enur, karena setiap sore merupakan jam rehat dari kakek dan nenek. Sambil memejamkan mata, Syafar terbawa oleh imajinasi seorang anak kecil, ia benar-benar menjadi seorang pelaut yang super dan bisa mengitari lautan. Perjalanan mengitari lautan tersebut membawanya ke suatu tempat di tengah laut yang ia sendiri tidak pernah tau tempat apa itu. Sampai akhirnya ia terdiam sangat lama d tempat itu membuatnya takut karena banyak suara-suara di dalam air yang tak ladzim hingga ia berteriak untuk meminta tolong sekuat tenaga karena pada saat itu juga pesawat terjatuh tepat di samping kapalnya seolah tersedot magnet. Tak disangka teriakan itu mengundang para warga sekitar menuju sungai, dan setelah itu Syafar sakit karena shock dan terlalu lama di dalam air. THE END. HAHAHA

PERAN YANG SALING MEMBUTUHKAN, KOK BANYAK TAPI??

Assalamualaikum. WAH! Akhirnya bisa posting bisa nulis bisa ngetik lagi setelah beberapa tahun ku abaikan :') hahha. Jadi, ini hasil dari keputusanku untuk nulis lagi setelah posting di instagram story dimana aku nanya "nulis lagi jangan?" daann respon temen-temen aku baik semua dan bilang "iya" rata-rata. BTW ini sok ngartis banget si. Tapi serius susah buat mulai dan susah buat konsisten nulis buat aku pribadi hahaha. Oke! Jadi konten penulisan yang bakal aku share disini itu random, gak khusus tentang apaan. Bisa aja pengalaman sendiri, bisa aja fiksi, bisa aja keresahan dan kegelisahanku nantinya. KU SUDAHI SAJA BASA BASI INI....


WELL! Kali ini pengen negbahas tentang Kisah ART atau sering kita denger Asisten Rumah Tangga atau Pembantu Rumah Tangga. Bagi IRT yang jadi wanita karir dan punya anak tentunya peran ART itu membantu banget, karena bisa dibilang pekerjaan seorang wanita karir itu padet det det merayap! Jadi ga kebayang kalau gak ada ART bakal riweuh se riweuh riweuhnya apalagi ninggal anak dirumah sekitar 8-10 jam. Tapi jaman sekarang nyari ART itu susah banget! Banyak faktor si, bisa karena gaji yang tinggi (inipun karena nyari di agen ART), takut kena tipu, takut si anak di siksa (banyak banget nih di berita), takut kerjanya ga beres, dan masih banyak lagi faktor-faktornya. Bakal bimbang banget sih bagi si Ibu dan biasanya minta saran dari keluarga terdekat untuk dicarikan ART, alhasil ART turunan jadinya (ART yang turun temurun dari keluarga satu ke keluarga lain). Kalau ARTnya turunan gini kecurigaan dan ketakutan yang timbul ga terlalu kuat, karena dah kenal latar belakangnya seperti apa dari keluarga sebelumnya. Tetep sih jangan langsung ngasih kepercayaan 100% karena ya manusia itu tempatnya KHILAF dan SALAH. 
TAPI, gabaik CURIGA mulu setiap saat sama ART apalagi selama bekerja tidak ada namanya hal-hal kriminal yang dilakukan oleh ART tsb. Walaupun seorang ART tetap saja itu adalah sebuah PEKERJAAN, dimana kenyamanan adalah suatu hal yang PENTING. Ketika memilih kemudian melakukan suatu pekerjaan dibutuhkan keikhlasan yang besar dari diri, ketika dicurigai terus pasti tidak akan betah dan memutuskan untuk resign. Bayangin ketika 20 kali mencari ART dan hasilnya begitu terus. MATI GAK? Iya gak mati dalam arti abis itu dikubur, tapi lebih ke nurani kamu yang mati, dan belum tentu 20 kali mencari langsung dapet. ART juga sama kayak kita sama-sama manusia, sama-sama membutuhkan satu sama lain. DAN jangan lupa juga kita juga harus kasih fasilitas yang setara (diluar gaji) dengan level pekerjaan yang dilakukan, jangan sampe kita jatohnya MENDZOLIMI.

Tidak dipungkiri bagi para IRT bahwa mencurigai itu penting! Bisa aja si ART bersandiwara, di depan baik-baik gapernah ini itu tapi dibelakang comot sana sini. Iya benar, dari situ peran IRT yang tegas, bijak, dan gak main-main ngasih punishment dibutuhkan. Kalau bisa, diawal rekrut ada beberapa perjanjian dan peraturan yang disetujui dan diketahui bersama (baik ART dan juga anggota keluarga yang tinggal di satu atap) sehingga kalau ada gerak gerik yang tidak normal bisa langsung dibicarakan dan didiskusikan langsung dengan kedua belah pihak. Udah kayak kerja kantoran ya? hahaha. Ya mungkin itu solusinya biar sama-sama enak dan tidak ada yang dirugikan.
Dont Worry~~~ masih banyak kok orang baik di luar sana, tergantung dari kitanya, jadi kalau menurut aku nyari ART itu ibarat nyari pasangan, harus memperbaiki diri juga biar yang dateng juga baik. HAHA. Bhaique~~~

Terima kasih sudah mampir dan baca, semoga bermanfaat. Aamiin. Wassalam!

Salam,
Marta😄