Rabu, 18 Maret 2020

Katanya, Hati-hati sama Hati

Hati itu emang rentan buat terluka, gak ada yang salah kalau kamu merasa terluka. Harapan banyak orang semoga saja luka itu cepat hilang rasanya, walau luka itu tetap membekas pada tempatnya. Kalau hati di suruh memilih untuk bersandar pada siapa dan dimana aku lebih memilih menyandarkan hati pada Sang Ilahi, karena tak pernah ingkar janji dan tak pernah melukai. 
Aku menyadari bahwa rasa luka itu datang ketika ada yang mengungkit atau bisa saja ada yang memang datang untuk "menyubit" lalu pergi, namun ada penyanggah diri yang selalu siap berdiri untuk menjadi pelindung ketika dilukai. Sejenak berpikir, apa/siapa itu penyanggah diri? Toh diri ini sudah kadung merasa dilukai kenapa ada penyanggah diri yang datang dari diri sendiri?
Lama, insecure, linglung, tak percaya diri, emosi, dan akhirnya didapati kebahagiaan diri. Terjawab sudah siapa/apa penyanggah diri itu tidak lain dan tidak bukan ialah hati kita sendiri. Jangan salah sangka sama hati, jangan memandang remeh tentang hati, jangan lengah kode hati, dan jangan ragu mendengarkan hati. Bahagia dan merasa terluka adalah pilihan kita sendiri. Terlepas dari siapa/apa/bagaimana menghadapi alasan untuk kita memilih. Jadi, pilih bahagia atau merasa terluka lagi? Lihat diri dan
Tanyakan hati.