"Every breath i take..
aku selalu merindukan kasih sayang seorang Ayah, yang seharusnya selalu ada denganku, yang seharusnya tertawa ria denganku. Aku rindu dia, Tuhan. Mengapa aku tak seperti mereka, mengapa aku tak seperti aaarrgghh. Aku benci dengan semua ini, selama apapun senyuman yang tergores, aku tak bisa menahan tetesan air mata yang jatuh. Mengapa aku tak seperti mereka, mengapa?"
Banyak makna cinta yang bisa dipetik. salah satunya cinta seorang Ayah. Sampai detik ini hanya beberapa cerita tentang Ayah yang sangat indah. Yang lainnya, sangat muram dan kelam. Aku tak tahu sampai kapan begini. Aku merasa hilang di saat gua tertutup oleh reruntuhan batu, aku merasa sepi terenyuh di keramaian orang.
Aku hanya ingin membanggakan dia sebagai pemimpin nahkoda kapal. Aku tak ingin mengungkapkan kemarahanku pada semua orang. Aku masih menghormatinya sebagaimana topengku ini terpasang dengan banyak goresan senyum.
Ayah, kapankah aku bisa dekat denganmu seperti anak perempuan di luar sana yang bercanda ria dengan ayahnya? Bisakah kau mengabulkan permintaan hati kecilku? Aku tak butuh pemasukan dompet ataupun berbagai macam gadget yang kau tawarkan padaku. Aku hanya ingin tertawa lebar tanpa topeng.
Ayah, di manapun engkau berada, selalu kubicarakan engkau bersama-sama dengan Allah, agar engkau selalu di lindungi oleh rahmat dan ridho-Nya di alam sana, yang kekal..
*fiksi, leave your comment, please. thankyou:)
Sabtu, 29 Desember 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Nice post :')
thankyou, Indres :)
?
Posting Komentar